-->

1. Ekonomi Hidroponik Analisis Usaha dan Peluang Bisnis

A. Konsumsi Sayuran Per Kapita Indonesia

Apa yang dijumpai bila bertandang ke pasar-pasar tradisional? Salah satu tentu saja sayuran. Berderet penjual sayuran menawarkan dagangan mereka. Di daerah tertentu seperti di Solo, ada satu pasar yang terkenal sebagai pasar sayur terbesar yaitu Pasar Legi. Di pasar tersebut setiap harinya pedagang sayur dari berbagai kawasan sekitar Solo seperti Cep0go (Boyolali), Plaosan, dan Tawangmangu berlomba-lomba menjajakan dagangan mereka. Terkadang Pasar Legi hanya dijadikan transit dari sayuran-sayuran yang akan dijual ke daerah lain selain Solo. Ribuan pedagang, tengkulak dan ojek sayur pun harus rela berjibaku melawan rasa kantuk yang menyerang, karena pasar ini tidak pernah “tidur".

Sayuran memang tidak semahal daging jika ditilik dari harganya. Makanya tak heran jika terkadang menganggap transaksi sayuran tidaklah semuluk daging. Tapi hal itu akan sirna jika mengetahui nilai transaksi yang terjadi di Pasar Legi yang notabene pasar induknya kota Solo. Sebagai contoh, yang terjadi Pasar Legi, kios yang menjajakan bawang putih, dalam sehari dapat menjual 5 ton bawang putih. Belum lagi transaksi komoditas sayuran yang lain. Meski murah, bukan berarti sayuran miskin penggemar. Justru harga murah iniiah yang menjadikan sayuran kaya akan penggemar. lnilah salah satu hal yang menjadikan sayuran begitu disukai masyarakat.



Sayuran memang tidak asing lagi di telinga kita. Hampir setiap hari kita menyantap sayuran. Keragaman warna dari masing-masing sayuran menjadi kombinasi yang menyegarkan mata jika terwujud dalam masakan yang terhidang di meja makan, serta menggugah selera. Sebagian sayuran memang memiliki rasa yang kurang nyaman di lidah, namun tidak berarti sayuran jenis ini tidak disukai. Dengan pengolahan yang tepat sayuran tersebut tetap dapat disantap.

Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral. Keragaman warna dalam sayuran bukan berarti tanpa makna. Tiap warna menyiratkan kandungan vitamin dan mineral di dalamnya. Warna hijau pada sayuran berasal dari klorofil. Kandungan tersebut bermanfaat untuk menurunkan risiko kanker, membantu melindungi tulang, gigi, ketajaman penglihatan, dan melancarkan pencernaan.

Warna putih mengandung senyawa antoxantin, yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), menurunkan risiko serangan jantung dan menangkis datangnya serangan stroke.

Warna merah sayuran dipengaruhi senyawa antosianin dan likopen. Manfaatnya adalah untuk memperlancar aliran darah ke jantung, melindungi tubuh dari serangan virus, dan mencegah terjadinya penuaan dini.

Warna kuning dan oranye menandakan tingginya kandungan beta-karoten yang berfungsi untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan,. menurunkan tekanan darah tinggi serta meningkatkan sistem imunitas tubuh dan menjaga kesehatan mata.


Sayuran dengan warna gelap atau ungu kaya akan kandungan flavonoid yg gunanya buat menjaga ketajaman daya ingat dan untuk meminimalisir terjadinya kanker prostat.

Semua jenis sayuran memiliki kandungan vitamin dan juga mineral yg berbeda-beda kandungannya.

Konsumsi sayur masyarakat Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun. Namun masih tetap jauh dari tingkat konsumsi yang dianjurkan. Pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia masih di dominasi kelompokpadi-padian sebagai sumber karbohidrat. Sedangkan konsumsi sayuran. masih lebih rendah dari yang dianjurkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar setiap orang mengkonsumsi buah dan sayur sebanyak 400 gram per hari yang setara dengan 2-4 porsi buah dan 3-5 porsi sayur, sementara rata-rata konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia masih berkisar 2,5 porsi per hari. Kurang mengonsumsi sayuran dapat mengakibatkan kekurangan salah satu atau lebih vitamin dan mineral penting yang terkandung di dalamnya sehingga berdampak pada kesehatan seseorang.

B. Permintaan Sayuran Berkualitas Tidak Bisa Terpenuhi dari Pertanian Konvensional

Sayuran tidak hanya menyehatkan tubuh, tapi juga merupakan komoditas strategis dalam pertanian. Mengapa sayuran disebut sebagai komoditi strategis? Disebut demikian karena mempunyai pengaruh yang begitu besar terhadap perekonomian. Bahkan di antara produk hortikultura, ada komoditas tertentu yang memiliki pengaruh terkuat terhadap inflasi. Sebut saja inflasi yang terjadi pada bulan Januari tahun 2013 dimana inflasi mencapai 1,3%, yang dikarenakan kenaikan tajam harga beberapa jenis sayuran seperti cabai merah, bawang merah, dan bawang putih.

Hal lain yang membuat sayuran disebut sebagai komoditi strategis karena produk tersebut dibutuhkan setiap saat dan perannya tidak tergantikan dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat. Namun sayangnya komoditi strategis ini memiliki sifat yang cepat rusak. Meskipun telah ada teknologi pengawetan untuk sayuran, tetap saja sayuran segar lebih diminati konsumen daripada sayuran awetan. Tuntutan keberadaan sayuran segar di pasar tidak pernah surut.

Apakah semua permintaan konsumen untuk sayuran segar ini dapat terpenuhi? Ternyata tidak. Untuk memenuhi kebutuhan sayuran segar tersebut, memerlukan upaya khusus dalam pembudidayaan, pengelolaan masa panen dan pendistribusiannya ke daerahdaerah atau pasar-pasar dimana konsumen berada. Apabila cara membudidayakan sayuran kurang bagus, tidak ditunjang dengan pengelolaan pasca panen yang tepat serta pendistribusian kurang lancar, maka dimungkinkan kondisi sayuran akan jauh dari kata segar ketika sampai di pasar. Hasilnya, sayuran tersebut kurang menarik lagi di mata konsumen, sehingga konsumen enggan mengolah sayuran.

Untuk menghadapi hal tersebut, ada strategi tertentu yang harus dilaksanakan secara bersamaan terhadap komoditi sayuran yang tidak mampu bertahan lama atau bersifat “perishable” tersebut. Strategi yang diterapkan adalah pada tahap pengadaan sayuran dan tahap pendistribusian sayuran.

Dalam tahapan pengadaan sayuran, maka ada beberapa tahap yang harus dilalui selama proses pengadaan tersebut. StrategI tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Penciptaan jenis unggul spesifik lokasi

Bukan hal yang baru jika pasar sayur dan buah di Indonesia kebanjiran produk-produk impor. Sayuran lokal terus tergerus dengan berdatangannya produk impor yang notabene dianggap lebih menyehatkan karena dari segi tampilan yang selalu terlihat segar. Dari segi harga pun sayuran lokal kalah bersaing dengan sayuran impor. Bahkan dapat dikatakan kalau negara kita tergantung pada sayuran impor. Ironi bukan?

Untuk mengurangi ketergantungan dengan jenis impor, maka penciptaan sayuran jenis unggul khas Nusantara sangat diperlukan. lndonesia kaya akan plasmanuftah asli Indonesia untuk sayuran dan buah. Jikalau terpaksa mengambil jenis unggul dari luar negeri, ada baiknya jenis unggul tersebut berupa bahan bukan benih jadi.

2. Inovasi teknologi

Hari esok haruslah lebih baik dari hari sebelumnya. Dengan memegang prinsip tersebut, maka diharapkan akan mampu memotivasi para petani, sehingga semakin hari menghasilkan produk-produk yang berkualitas unggul. Unggul berarti memiliki mutu yang lebih baik dan harganya “miring” dibanding dengan produk pesaing. Mau tidak mau, inovasi harus dilakukan secara berkesinambungan. lnovasi harus dilakukan tiada henti karena pesaing juga melakukan hal yang sama. Dengan inovasi tersebut para petani akan mampu mengatasi musim yang ekstrim, hama penyakit dan perbaikan mutu produk.

3. Grow on demand

Pola tanam yang berorientasi pasar ditujukan agar tidak terjadi limpahan produk ketika panen raya terjadi dan langkanya produk dari pasar ketika belum masa panen. Inilah sebenarnya yang menjadi biang fluktuasi harga. Pola tanam dan pengendalian luas tanam diatur disesuaikan dengan potensi agronomis antar daerah dan kebutuhan pasar.

4. Keberadaan pasar induk

Pembangunan jaringan distribusi mutlak diperlukan. Keberadaan pasar induk  tentunya sangat penting. Pasar induk dapat dibangun di pusat konsumen. Pengelolaan pasar induk harus berjaringan nasional dengan manajemen adil, aman dan transparan. Tujuannya adalah dengan adanya pasar induk yang berjaringan nasional akan mampu mengatur keseimbangan pasokan antara daerah. Jika hal tersebut mampu diwujudkan, maka tujuan untuk mengatasi disparitas harga antar daerah akan tercapai. Selain itu masalah “gagal bayar” yang merugikan petani dapat dihilangkan. Memfungsikan pasar induk sebagai filter produk dari daerah dapat menjamin kebersihan kota dan tetap segarnya produk sayuran yang masuk ke kota. Pasar induk ada baiknya dibangun di tepian kota. Dengan begitu kemudahan jangkauan dapat didapatkan oleh para pemasok sayuran daerah. Kendaraan pengangkut besar juga tidak perlu masuk kota. Keberadaan pasar induk diharapkan menjadi pusat informasi kebutuhan pasar bagi petani dan pemasok di daerah.

5. Mendesain ulang infrastruktur kawasan sentra produksi

Pembangunan tidak akan terjadi jika tidak dilakukan secara bersama dengan masyarakat. Pembangunan atau perbaikanjalan dimaksudkan untuk kelancaran distribusi produk-produk usaha tani. Jika pembangunan dilakukan maka angkutan lokal dapat berjalan dengan lancar, cepat, murah dan memperkecil resiko kerusakan produk. lrigasi dibangun dengan tujuan ensiensi air, sehingga semua lahan akan dimanfaatkan sesuai ketersediaan air. Pembangunan sub terminal agribisnis di sentra produksi dirasa perlu untuk mempersiapkan produk yang akan dikirim ke pasar induk. Pemikiran tentang transportasi yang bebas kemacetan di jalan raya juga dapat direalisasikan dengan menggunakan kereta api barang.

6.Kelembagaan petani

Gapoktan atau gabungan kelompok tani yang sebelumnya bersifat paguyuban harus diubah menjadi kelembagaan agribisnis yang bersifat formal dan professional. Lembaga inilah nantinya yang akan menjadi penjamin produksi petani berlangsung secara baik, dari pemasaran hingga pendistribusiannya. Sehingga keuntungan yang adil dan merata bisa diperoleh petani yang menjadi anggota lembaga ini.


7.  Peran serta pemerintah

Pemerintah daerah sebagai pemegang kendali di sentra produksi pertanian harus mampu menguasai kerangka pembangunan agribisnis yang berorientasi pada pasar. Dengan dibantu tenaga professional di bidangnya, maka pengembangan agribisnis akan semakin cepat terwujud.

Zaman terus berubah. Di zaman yang serba modern ini bertanam tak lagi harus menggunakan tanah. Berbagai metode bercocok tanam bisa digunakan salah satunya adalah bertanam secara hidroponik. Takjarang bertanam hidroponik dijadikan hobi pengisi waktu luang bagi sebagian orang. Bahkan tak sekedar hobi, ada juga kemudian yang melanjutkan hingga menjadi bisnis. Hidroponik biasa digunakan untuk menanam hidroponik sayur dan buah. Bahkan beberapa tanaman sayur dan buah telah umum ditanam secara hidroponik. Sebut saja paprika, timun mini, tomat, dan sayuran hijau.

Sebagian orang meyakini beberapa keuntungan yang bisa didapat dari bertanam secara hidroponik dibandingkan bertanam secara konvensional. Contohnya saja bertanam paprika secara hidroponik. Pertama, produksi per tanaman lebih besar dan kualitas lebih baik. Selain itu lahan dapat ditanami paprika sepanjang tahun, jika ditanam di tanah harus ada rotasi tanaman. Kehilangan setelah panen lebih kecil dibandingkan bertanam secara konvensional. Sementara harga lebih tinggi dan relatif konstan, tidak mengenal musim.

Sayuran yang dibudidayakan dengan hidroponik juga lebih mudah terhindar dari erosi dan kekeringan. Dengan perawatan intensif, sayuran pada sistem hidroponik dapat menghasilkan lebih banyak dari pada ditanam konvensional. Panen dengan cara hidroponik juga terbilang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional, karena para petani tidak perlu waktu terlalu lama untuk menunggu masa tanam atau masa panen.

Selain itu kelebihan sistem hidroponik dibanding dengan media tanam tanah adalah kebersihan lebih mudah terjaga, tidak memerlukan pengelolaan tanah, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, tidak tergantung musim, tingkat produktivitas dan kualitas cukup tinggi dan seragam, tanaman dapat dikontrol dengan baik, dapat diusahakan di tempat yang tidak terlalu luas ataupun dipergunakan sebagai bisnis dengan luasan yang cukup dapat mengurangi jumlah tenaga kerja, kenyamanan kerja dapat ditingkatkan secara ergonomis, dan diferensiasi produk dapat dilakukan.
Show Comments

Pages

Copyright © 2019 Hidroponik Shop